Minggu, 21 Oktober 2018
Oktober 21, 2018
Studi Keilmuan al-Qur'an, II - Munawir Husni
Oktober 21, 2018
Studi Keilmuan Al-Qurān, I - Munawir Husni
Buku: Studi Keilmuan Al-Qurān
Buku ini terbit tahun 2015 lalu dalam edisi dua jilid.
Sejauh ini memang, buku tentang ilmu ilmu Al-Qurān telah tersebar luas di berbagai negara Muslim maupun non-Muslim. Masing masing memperlihatkan kekhasan tersendiri.
Meski demikian, tidak semua buku ilmu Al-Qurān menyajikan satu tema atau konten yang sama. Sekali lagi, ada sisi yang satu buku tidak dibahas pada buku lain.
Yang baru dalam buku ini adalah , bagaimana menerapkan ilmu ilmu Al-Qurān tersebut dalam prakteknya terhadap ayat Al-Qurān.
Sebagai contoh, teori munasabah. Sebagaimana diketahui, bahwa teori tersebut diorientasikan pada bagaimana memahami keterkaitan ayat satu dengan yang lain. Benar, bahwa karena memang itulah sasaran teori tersebut.
Namun pernahkah kita berfikir, kalau teori munasabah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari?
Nah, itulah salah satu yang dimunculkan dalam buku tersebut. Setidaknya, teori munasabah menawarkan pada kita suatu sistem berfikir, dimana suatu realitas tidak bisa dilihat ssecara parsial, melainkan secara total--salah satu bagian totalitas itu adalah dengan melihat keterkaitan antar unit satu ddengan yang lain.
Oktober 21, 2018
Nalar Islam Keindonesiaan - Munawir Husni
Buku Nalar Islam Keindonesiaan
Buku ini terbit tahun 2014 lalu, hasil riset bersama teman sekelas dalam program master studi Al-Qurān, UIN Sunan kalijaga yogyakarta.
Yang menarik dalam buku ini adalah keragaman pendekatan serta metode yang digunakan masing masing ormas Islam Indonesia. Sebagian kecil ada ormas transisional.
Di dalamnya ada Muhammadiyah, NU, NW, JT, NII, dan lain lain.
Perbedaan afiliasi pemikiran, memang berpotensi memecah belah kesatuan bangsa. Namun, itu dapat diatasi dengan memahami, bahwa perbedaan itu adalah niscaya, bukan sebagai penyumbat.
Dalam perbedaan itulah ditemukan suatu kesamaan: titik temu yang mempersatukan kita semua.
Oktober 21, 2018
Integralitas Al-Qurān - Munawir Husni
Buku : Integralitas Al-Qurān
Buku dengan judul integralitas Al-Qurān ini, terbit tahun 2014 yang lalu.
Buku ini adalah riset penulis pada jenjang master Agama & filsafat: Studi Al-Qurān dan Hadis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012.
Spesifik buku ini adalah gagasan Syaikh Said Hawa tentang kesatuan Al-Qurān yang kemudian Beliau beri nama teori al-Wihdah Al-Qurān.
Teori ini melampui teori Munāsabah dalam ilmu Al-Qurān. Jika munasabah hanya mencakup keterkaitan ayat dan surat, baik inter maupun anatar-nya, maka teori al-wihdah Al-Qurān ini, meliputi keseluruhan nya secara total.
Gambaran umumnya, jika membaca Al-Qurān berdasarkan teori Said Hawa ini, maka kita akan menemukan, bahwa al-Qurān itu merupakan satu kesatuan utuh.
Di dalamnya ada pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan Al-Qurān adalah surat al-Fatiĥa, isinya adalah al-Baqarah, dan penutupnya ada pada surat al-Mufassal.
Setiap surat memiliki poros atau mihwar. Secara keseluruhan, mihwar Al-Qurān itu ada pada surat al-Baqarah. Surat ini bisa dikatakan sebagai pusat inti dari keseluruhan ayat atau surat.
Surat inilah yang kemudian ditafsirkan oleh surat surat berikutnya. Sebagai contoh, surat al-Baqarah ayat 1-20, ditafsirkan oleh surat Āli 'Imrān. Kemudian ayat 21-25 ditafsirkan oleh surat an-Nisā'.
Begitu seterusnya hibgga ayat terakhir dari al-Baqarah yang ditafsirkan oleh surat an-Nās.
Jadi, bisa dikatakan, bahwa masing masing surat menafsirkan bagian bagian ayat yang ada pada al-Baqarah.
Buku dengan judul integralitas Al-Qurān ini, terbit tahun 2014 yang lalu.
Buku ini adalah riset penulis pada jenjang master Agama & filsafat: Studi Al-Qurān dan Hadis, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012.
Spesifik buku ini adalah gagasan Syaikh Said Hawa tentang kesatuan Al-Qurān yang kemudian Beliau beri nama teori al-Wihdah Al-Qurān.
Teori ini melampui teori Munāsabah dalam ilmu Al-Qurān. Jika munasabah hanya mencakup keterkaitan ayat dan surat, baik inter maupun anatar-nya, maka teori al-wihdah Al-Qurān ini, meliputi keseluruhan nya secara total.
Gambaran umumnya, jika membaca Al-Qurān berdasarkan teori Said Hawa ini, maka kita akan menemukan, bahwa al-Qurān itu merupakan satu kesatuan utuh.
Di dalamnya ada pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan Al-Qurān adalah surat al-Fatiĥa, isinya adalah al-Baqarah, dan penutupnya ada pada surat al-Mufassal.
Setiap surat memiliki poros atau mihwar. Secara keseluruhan, mihwar Al-Qurān itu ada pada surat al-Baqarah. Surat ini bisa dikatakan sebagai pusat inti dari keseluruhan ayat atau surat.
Surat inilah yang kemudian ditafsirkan oleh surat surat berikutnya. Sebagai contoh, surat al-Baqarah ayat 1-20, ditafsirkan oleh surat Āli 'Imrān. Kemudian ayat 21-25 ditafsirkan oleh surat an-Nisā'.
Begitu seterusnya hibgga ayat terakhir dari al-Baqarah yang ditafsirkan oleh surat an-Nās.
Jadi, bisa dikatakan, bahwa masing masing surat menafsirkan bagian bagian ayat yang ada pada al-Baqarah.